Kamis, 09 Juli 2015

Pelajaran dari seorang Dr. Temple Grandin. Don't worry if u have autis children



APRESIASI FILM

TEMPLE GRANDIN nama seorang anak yang nenderita autis. Film ini mengajarkan bagaimana seorang anak yang berkebutuhan khusus, dapat mencapai puncak kesuksesan dan merubah kekurangan menjadi kelebihan. Melihat dunia dengan cara yang berbeda dengan orang lain.
Temple Grandin, dinyatakan autis ketika berumur 4 tahun, awalnya ibu temple tidak menerima kenyataan, namun berusaha bangkit. Ibu temple berusaha untuk mengajarkan kebiasaan dan cara berbicara, dan cara berkomunikasi, serta cara bersosialisasi.
Begitu masuk sekolah, awalnya temple dianggap aneh. Guru dan murid – murid yang merupakan kawan sebaya Temple. Temple yang hanya menyukai pelajaran sains, tidak menyukai pelajaran bahasa dan sastra. Sekolah menuntut para siswa untuk mempelajari dan menguasai semua bidang pelajaran. Namun Temple seorang anak autis yang hanya menyukai satu bidang studi. Disekolah Temple Grandin bertemu dengan seorang guru sains yang mengerti dan mengetahui bahwa Temple mempunyai kelebihan dan kecerdasan yang luar biasa dari teman-temannya.
Temple Grandin sangat sensitif dengan pendengaran dan warna. Segala sesuatu yang ia lihat akan ia imajinasikan dan berusaha untuk membuatnya menjadi nyata. Seperti apa yang telah ia lakukan ketika berada di peternakan pamannya  ketika libur musim panas. Ia memperhatikan bagaimana suatu alat bisa membuat sapi merasa nyaman dan tenang. Lalu ia mencoba berada ditempat itu dan merasakan kenyamanan. Ketika duduk dibangku kuliah strata satu Temple Grandin juga dianggap aneh, namun ada seorang temannya yang tuna netra yang selalu memberikan motivasi, sehingga berhasil membuat alat yang membuatnya merasa nyaman. Pada akhirnya ia merasakan rasa dipeluk dan arti pelukan. Melanjutkan studi ke pasca sarjana ia melakukan penelitian tentang lenguhan atau suara sapi, bagaimana sapi dimandikan, merancang tempat peternakan yang jauh lebih baik. Diawali dengan publikasi di media massa dan akhirnya berhasil mewujudkan rancangannya pada suatu peternakan.  Begitu juga dengan pendidikan doktoralnya, Temple grandin juga melakukan riset dibidang berusaha memanusiawikan dan menjadikan peternakan sapi menjadi lebih baik.Dipuncak kesuksesannya Dr. Temple Gradin mengundang untuk bertemu dengan teman lamanya semasa kuliah sarjana seorang wanita tuna netra yang juga berperan memotivasi. saat itu Temple Gradin menyampaikan bahwa ingin selalu dekat dengan Tuhan melalui hasil karyanya.
Kesuksesan seorang Dr. Temple Grandin tidak terlepas dari orang tua, guru sebagai pendidik, sekolah sebagai tempat proses pendidikan dimulai, sahabat dan lingkungan sekitar.

Autisme berasal dari istilah dalam bahasa Yunani; „aut‟ = diri sendiri, isme‟ orientation/state= orientasi/keadaan. Maka autisme dapat diart ikan sebagai kondisi seseorang yang secara tidak wajar terpusat pada dirinya sendiri; kondisiseseorang yang senantiasa berada di dalam dunianya sendiri. Istilah “autisme” pertama kali diperkenalkan oleh Leo Kanner pada tahun1943, selanjutnya ia juga memakai ist ilah “Early Infant ile Aut ism”, atau dalambahasa Indonesianya diterjemahkan sebagai “Autisme masa kanak-kanak” . Halini untuk membedakan dari orang dewasa yang menunjukkan gejala autisme
seperti ini.
Autisme merupakan suatu gangguan perkembangan pada anak yang sifatnya komplek dan berat, biasanya telah terlihat sebelum berumur 3 tahun  tidak mampu untuk berkomunikasi  dan mengekspresikan perasaan maupun keinginannya. Akibatnya perilaku dan hubungannya dengan orang lain menjadi terganggu, sehingga keadaan ini akan sangat mempengaruhi  perkembangan anak selanjutnya.
Autisme dapat mengenai siapa saja tidak tergantung pada etnik, tingkat pendidikan, sosial dan  ekonomi. Autisme bukanlah masalah baru, dari berbagai bukti yang ada, diketahui kelainan ini sudah ada sejak berabad-abad yang lampau. Hanya saja istilahnya relatif masih baru. Diperkirakan kira-kira sampai 15 tahun yang lalu, autisme merupakan suatu gangguan yang masih jarang ditemukan, diperkirakan hanya 2-4 penyandang autisme. Tetapi sekarang terjadi peningkatan jumlah penyandang autisme sampai lebih kurang 15-20 per 10.000
anak. Jika angka kelahiran pertahun  di Indonesia 4,6 juta anak, maka  jumlah penyandang autisme pertahun akan bertambah dengan 0,15% yaitu 6900 anak.    
Beberapa tahun yang lalu, penyebab autisme masih merupkan suatu misteri, oleh karena itu banyak hipotesis yang berkembang mengenai penyebab autisme. Salah satu hipotesis yang kemudian mendapat tanggapan yang luas adalah teori “ibu yang dingin”. Menurut teori ini dikatakan bahwa anak masuk ke dalam dunianya  sendiri oleh karena merasa ditolak oleh ibu yang dingin. Teori ini banyak yang menentang karena banyak ibu yang bersifat hangat tetap mempunyai anak yang menunjukkan ciri-ciri autisme. Teori tersebut tidak memberi gambaran secara pasti, sehingga hal ini mengakibatkan penanganan yang diberikan  kurang tepat bahkan tidak jarang berlawanan dan berakibat kurang menguntungan bagi pekembangan individu autisme. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi terutama di bidang kedokteran akhir-akhir ini telah menginformasikan individu dengan gangguan autisme mengalami kelainan neurobiologis pada susunan saraf pusat. Kelainan ini berupa pertumbuhan sel otak
yang tidak sempurna pada beberapa bagian otak. Gangguan pertumbuhan sel otak ini, terjadi selama kehamilan, terutama kemahilan muda dimana sel-sel otak sedang dibentuk.
Pemeriksaan dengan alat khusus yang disebut Magnetic Resonance Imaging (MRI) pada otak ditemukan adanya kerusakan yang khas di dalam otak pada daerah apa yang disebut dengan limbik  sistem (pusat emosi). Pada umumnya individu autisme tidak dapat mengendalikan emosinya, sering agresif terhadap orang lain dan diri sendiri, atau sangat pasif seolah- olah tidak mempunyai emosi. Selain itu muncul pula perilaku yang berulang-ulang (stereotipik) dan hiperaktivitas. Kedua perilaku tersebut erat kaitannya dengan adanya gangguan pada daerah limbik sistem di otak.
Terdapat beberapa dugaan yang menyebabkan terjadinya kerusakan pada otak yang menimbulkan gangguan autisme di antaranya adanya pertumbuhan jamur  Candida yang berlebihan di dalam usus. Akibat terlalu banyak jamur, maka sekresi enzim ke dalam usus berkurang. Kekurangan enzim menyebabkan makanan tak dapat dicerna dengan sempurna. Beberapa protein jika tidak dicerna secara sempurna akan menjadi “racun” bagi tubuh. Protein biasanya suatu rantai yang terdiri dari 20 asam amino.
Bila pencernaan baik, maka rantai tersebut seluruhnya dapat diputus dan ke-20 asam amino tersebut akan diserap oleh tubuh. Namun bila pencernaan kurang baik, maka masih ada beberapa asam amino yang rantainya belum terputus. Rangkaian yang terdiri dari beberapa asam amino disebut peptida. Oleh karena adanya kebocoran usus, maka peptida tersebut diserap melalui dinding usus, masuk ke dalam aliran darah, menembus ke dalam otak. Di dalam otak peptida tersebut ditangkap oleh reseptor oploid, dan ia berfungsi seperti opium atau morfin. Melimpahnya zat-zat yang bekerja seperti opium ini ke dalam otak menyebabkan terganggunya kerja susunan saraf pusat. Yang terganggu biasanya seperti persepsi, kognisi  (kecerdasan), emosi, dan perilaku. Dimana gejalanya mirip dengan gejala yang ada pada individu autisme.
Tentu masih terdapat dugaan-dugaan lain yang menimbulkan keruskan pada otak seperti adanya timbal,  mercury atau zat beracun lainnya yang termakan bersama makanan yang dikonsumsi ibu hamil, yang selanjutnya mempengaruhi pertumbuhan otak janin yang dikandungnya. Apapun yang melatarbelakangi penyebab gangguan pada individu autisme, yang jelas bukan karena ibu yang frigit (ibu yang tidak memberi kehangatan kasih sayang), seperti yang dianut dahulu, akan tetapi gangguan pada autisme terjadi erat kaitannya dengan gangguan pada otak.          

konsep pendidikan karakter dalam Al-Qur’an surat Luqman ayat 12-14, maka penulis dapat mengambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Terdapat empat kandungan penting tentang pendidikan karakter dalam surat Luqman ayat 12-14 sebagai berikut:
a. Penekanan terhadap pentingnya implementasi dari konsep hikmah, yaitu keselarasan atau kesesuaian antara ilmu dan amal.
b. Manusia pada dasarnya diperintahkan untuk senantiasa bersyukur kepada Allah SWT. Syukur adalah sarana manusia mengenal Allah, adapun efek dari syukur adalah untuk kebaikan diri sendiri.
c. Berisi tentang pentingnya keimanan dan larangan mempersekutukan Allah SWT karena perbuatan menyekutukan Allah SWT disebut kezaliman yang besar disebabkan menempatkan sesuatu tidak pada tempatnya.
d. Berisi tentang perintah berbakti dan berbuat baik kepada kedua orang tua, terutama ibu. Dikarenakan selama masa mengandung ibu menahan dengan sabar penderitaan yang berat. Dilanjutkan beban yang ditanggung pada masa menyusui dan mengasuh.
2. Adapun konsep pendidikan karakter dalam Al-Qur’an dari segi materi dalam surat Luqman ayat 12-14 adalah karakter religius yang terdiri dari:
a. Karakter syukur
b. Karakter iman
c. Karakter bebakti kepada kedua orang tua
Semua pihak yang terdiri dari Pemerintah, para pendidik, orang tua, dan pembaca pada dasarnya memiliki tanggungjawab untuk menciptakan generasi yang berkarakter mulia, beradab, dan bermoral. Sehingga diharapkan mampu berperan secara proaktif dalam pembentukan dan internalisasi karakter mulia pada generasi selanjutnya.

 Berikut ini beberapa dalil tentang pendidikan :

      QS: As Shafaat: 102
Yang artinya: “Maka ketika anak itu sampai (pada umur) sanggup berusaha bersamanya, (Ibrahim) berkata, “Wahai anakku! Sesungguhnya aku bermimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah bagaimana pendapatmu!” Dia (Isma‘il) menjawab, “Wahai ayahku! Lakukanlah apa yang Diperintahkan (Allah) kepadamu; Insya Allah engkau akan mendapatiku termasuk orang yang sabar.”
Ayat ini mengajarkan kepada kita tentang makna “metodologi” pendidikan pada anak. Yang mana ayat ini mengisahkan dua hamba Allah (Bapak-Anak), Ibrahim dan putranya Ismail AS terlibat dalam suatu diskusi yang mengagumkan. Bukan substansi dari diskusi mereka yang menjadi perhatian kita. Melainkan approach/cara pendekatan yang dilakukan oleh Ibrahim dalam meyakinkan anaknya terhadap suatu permasalahan yang sangat agung itu.
Kisah tersebut mengajarkan kepada kita bahwa metode “dialogis” dalam mengajarkan anak sangat didukung oleh ajaran Islam. Kesimpulan ini pula menolak anggapan sebagian orang kalau Islam mengajarkan ummatnya otoriter (pemaksaan), khususnya dalam mendidik anak.
2.        Ar-Rahman ayat 1-4 (Tentang subyek pendidikan)
Yang artinya: “(Rabb) Yang Maha Pemurah. Yang telab mengajarkan al Qur’an.Dia menciptakan manusia.Mengajarnya pandai berbicara /AI-Bayan”.
Kaitannya ayat ar-Rahman ini dengan Subjek Pendidikan adalah sebagai berikut:
  • Kata ar-Rahman menunjukkan bahwa sifat-sifat pendidik adalah murah hati, penyayang dan lemah lembut, santun dan berakhlak mulia kepada anak didiknya dan siapa saja yang menunjukan profesionalisasi pada Kompetensi Personal
  • Seorang guru hendaknya memiliki kompetensi paedagogis yang baik sebagaimana Allah mengajarkan al-Quran kepada Nabi-NYA.
  • Al-Quran menunjukkan sebagai materi yang diberikan kepada anak didik adalah kebenaran/ilmu dari Allah (Kompetensi Profesional)
  • Keberhasilan pendidik adalah ketika anak didik mampu menerima dan mengembangkan ilmu yang diberikan, sehingga anak didik menjadi generasi yang memiliki kecerdasan spiritual dan kecerdasan intelektual, sebagaimana penjelasan AI-Bayan.
3.        Surah Luqman: 13
Artinya: ”Dan (Ingatlah) ketika Luqman Berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: “Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar”.
Dari ayat tersebut dapat kita ambil pokok pikiran sebagai berikut:
  • Orang tua wajib memberi pendidikan kepada anak-anaknya. Sebagaiman tugasnya, mulai dari melahirkan sampai akil baligh.
  • Prioritas pertama adalah penanaman akidah dan akhlak. Pendidikan akidah dan akhlak harus diutamakan sebagai kerangka dasar/landasan dalam membentuk pribadi anak yang soleh (Kompetensi Profesional).
  • Dalam mendidik hendaknya menggunakan pendekatan yang bersifat kasih sayang, sesuai makna seruan Lukman kepada anak-anaknya, yaitu “Yaa Bunayyaa” (Wahai anak-anakku), seruan tersebut menyiratkan muatan kasih sayang/sentuhan kelembutan dan kemesraan, tetapi dalam koridor ketegasan dan kedisplinan, bukan berarti mendidik dengan keras. (Kompetensi Personal).
4.        Surah al-Kahf ayat 66 (Tentang Pendidik)
Yang artinya: ”Musa berkata kepada Khidhr “Bolehkah aku mengikutimu supaya kamu mengajarkan kepadaku ilmu yang benar di antara ilmu-ilmu yang telah diajarkan kepadamu” (QS. 18: 66)”.
Dari ayat ini dapat diambil beberapa pokok pemikiran sebagai berikut:Kaitan ayat ini dengan aspek pendidikan bahwa seorang pendidik hendaknya:
  • Menuntun anak didiknya. Dalam hal ini menerangkan bahwa peran seorang guru adalah sebagai fasilitator, tutor, tentor, pendamping dan yang lainnya. Peran tersebut dilakukan agar anak didiknya sesuai dengan yang diharapkan oleh bangsa neraga dan agamanya.
  • Memberi tahu kesulitan-kesulitan yang akan dihadapi dalam menuntut ilmu. Hal ini perlu, karena zaman akan selalu berubah seiring berjalananya waktu. Dan kalau kita tidak mengikutinya, maka akan menjadikan anak yang tertinggal.
  • Mengarahkannya untuk tidak mempelajari sesuatu jika sang pendidik mengetahui bahwa potensi anak didiknya tidak sesuai dengan bidang ilmu yang akan dipelajarinya.
5.        Surah asy-Syu’ara: 214
Yang artinya: “Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat”( QS. 26: 214).
Ayat ini mengajarkan kepada rasul SAW dan umatnya agar tidak pilih kasih, atau memberi kemudahan kepada keluarga dalam hal pemberian peringatan dan pendidikan. Seorang guru harus memberikannya secara seimbang, tidak membedakan mana yang kaya dan mana yang miskin (menganggap semuanya sama). Guru wajib menegur kepada anak didik siapapun yang melanggar atau tidak sesuai dengan kaidah yang telah diajarkannaaya.
6.        Surah ‘Abasa ayat 1-3
Yang artinya: Dia (Muhammad ) bermuka masam dan berpaling. Karena telah datang seorang buta kepadanya Tahukah kamu barangkali ia ingin membersihkan dirinya dari dosaQS. 80: 1 – 3)
Pesan yang dapat kita ambil adalah:
  • Setiap insan berhak memperoleh pendidikan, tanpa mengenal ras, suku bangsa, agama maupun kondisi pribadi/fisik dan perekonomiannya.
  • Sebagai seorang pendidik harus bijak dalam menghadapi anak didiknya dan tidak membeda-bedakan hanya karena fisik yang tidak sempurna. Misal tingkatkan pula pelayanan pendidikan pada peserta didik yang difabel.
7.        Surah al-Ankabut: 19-20
Yang artinya: “Dan apakah mereka tidak memperhatikan bagaimana Allah menciptakan (manusia) dari permulaannya, kemudian mengulanginya (kembali). Sesungguhnya yang demikian itu mudah bagi Allah. Katakanlah: “Berjalanlah di (muka) bumi, maka perhatikanlah bagaimana Allah menciptakan (manusia) dari permulaannya, kemudian Allah menjadikannya sekali lagi. Sesungguhnya.Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu (QS 29: 19 – 20).
Dari ayat tersebut di atas (al-Ankabut: 19 – 20) memerintahkan kepada kita untuk:
  • Melakukan perjalanan, dengannya seseorang akan menemukan banyak pelajaran berharga baik melalui ciptaan Allah yang terhampar dan beraneka ragam, maupun dari peninggalan lama yang masih tersisa puing-puingnya. Hal ini mengisyaratkakn kepada kita bahwa pengalaman merupakan kunci sebagai tolok ukur perkembangan dalam setiap perubahan yang dilakukan. Selain itu dari pengalaman yang kita lakukan maupun dari pengalaman orang lain lakukan selayaknya dijadikan sebagai ibrah untuk menuju yang lebih baik.
  • Melakukan pembelajaran, penelitian, dan percobaan (eksperimen) dengan menggunakan akalnya untuk sampai kepada kesimpulan bahwa tidak ada yang kekal di dunia ini, dan bahwa di balik peristiwa dan ciptaan itu, wujud satu kekuatan dan kekuasaan Yang Maha Besar. Pemikiran ini adalah tujuan akhir dari semua yang dikerjakan oleh setiap manusia.
8.        Surat al-‘Alaq ayat 1-5)
Yang artinya: Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhan-mu yang Menciptakan. Dia telah Menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhan-mulah Yang Maha Mulia. Yang Mengajar (manusia) dengan pena. Dia Mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya. (QS. 80: 1 – 5).
Ayat diatas dikaitan dengan pendidikan adalah sebagai berikut:
  • Iqra` bisa berarti membaca atau mengkaji. sebagai aktivitas intelektual dalam arti yang luas, guna memperoleh berbagai pemikiran dan pemahaman. Tetapi segala pemikirannya itu tidak boleh lepas dari Aqidah Islam, karena iqra` haruslah dengan bismi rabbika
  • Kata al-qalam adalah simbol transformasi ilmu pengetahuan dan teknologi, nilai dan keterampilan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Kata ini merupakan simbol abadi sejak manusia mengenal baca-tulis hingga dewasa ini. Proses transfer budaya dan peradaban tidak akan terjadi tanpa peran penting tradisi tulis–menulis yang dilambangkan dengan al-qalam.
Hubungan agama dan iptek? Secara garis besar, berdasarkan tinjauan ideologi yang mendasari hubungan keduanya, terdapat 3 (tiga) jenis paradigma yaitu:
  • Paradagima sekuler: paradigma yang memandang agama dan iptek adalah terpisah satu sama lain. Sebab, dalam ideologi sekularisme Barat,agama telah dipisahkan dari kehidupan (fashl al-din ‘an al-hayah). Eksistensi agama tidak dinafikan hanya dibatasi perannya.
  • Paradigma sosialis, yaitu paradigma dari ideologi sosialisme yang menafikan eksistensi agama sama sekali. Agama itu tidak ada, dus,tidak ada hubungan dan kaitan apa pun dengan iptek.
  • Paradigma Islam, yaitu paradigma yang memandang bahwa agama adalah dasar dan pengatur kehidupan.
9.        Surah At-Taubah ayat 122
Yang artinya: “Tidak sepatutnya bagi orang-orang yang muKmin itu pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan diantara mereka beberapaorang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya”. (QS. 09: 122).
Ayat ini memberi anjuran tegas (tahdid) kepada umat Islam agar ada sebagian dari umat Islam untuk memperdalam agama. Dikatakan juga bahwa yang dimaksud kata tafaqquh fi al-din adalah menjadi seorang yang mendalam ilmunya dan selalu memiliki tanggung jawab dalam pencarian ilmu Allah. Dengan demikian menurut tafsir ini dalam sistem pendidikan Islam tidak dikenal dikhotomi pendidikan.
10.    Surat An-Nahl ayat 125
Yang artinya: “Ajaklah kepada jalan Tuhan mu dengan cara yang bijaksana dan dengan mengajarkan yang baik, dan berdiskusilah dengan mereka secara lebih baik”. (QS. 16: 125)
Ada beberapa pelajaran yang dapat kita petik dari ayat ini bahwa metode yang di lakukan dalam proses pendidikan diantaranya: ceramah dan diskusi.
11.    Surat Al-‘Araf ayat 35
Yang artinya: “Hai anak cucu Adam! Jika datang kepadamu Rasul-rasul sebangsamu yang menceritakan kepadamu ayat-ayat-KU, maka barangsiapa yang bertaqwa dan mengadakan perbaikan, niscaya mereka tidak merasa ketakutan” (QS. 07: 35)
Metode cerita / ceramah ini digunakan oleh Rasulullah untuk menyampaikan perintah-perintah Allah.
12.    Surat Ar-Rahman ayat 47-48
Yang artinya: “Nikmat yang manalagi yang akan kamu dustakan? Kedua surga itu mempunyai serba macam pohon dan buah-buahan”. (QS. 55: 147 – 48).
Dalam surat Ar-Rahman ayat 47-48 tergambarkan bahwa Tanya jawab merupakan salah satu metode yang digunakan dalam pendidikan.
13.    Surah al-Baqarah: 31
Yang artinya: “Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para Malaikat lalu berfirman:”Sebutkanlah kepadaKu nama benda-benda itu jika kamu memang orang-orang yang benar”. (QS.02: 31)
Proses pendidikan terhadap manusia terjadi pertama kali ketika Allah SWT selesai menciptakan Adam as, lalu Allah SWT mengumpulkan tiga golongan mahluk yang diciptakan-Nya untuk diadakan Proses Belajar Mengajar (PBM). Tiga golongan mahluk ciptaan Allah dimaksud yaitu Jin, Malaikat, dan Manusia (Adam Alaihissalam) sebagai “mahasiswa” nya, sedangkan Allah SWT bertindak sebagai “Maha Guru” nya. Setelah selesai PBM maka Allah SWT mengadakan evaluasi kepada seluruh mahasiswa ( jin, malaikat, dan manusia) dengan cara bertanya dan menyuruh menjelaskan seluruh materi pelajaran yang diberikan, dan ternyata Adam lah (dari golongan manusia) yang berhasil menjadi juara dalam ujian tersebut.

Semoga bermanfaat. Mohon maaf atas kekhilafan.

1 komentar:

  1. Kak, aku sedang mencari film asli temple grandin, boleh tahu kakak nonton film temple grandin di mana ? Terima kasih sebelumnya ka

    BalasHapus