APRESIASI
FILM
TEMPLE
GRANDIN nama seorang anak yang nenderita autis. Film ini mengajarkan bagaimana
seorang anak yang berkebutuhan khusus, dapat mencapai puncak kesuksesan dan
merubah kekurangan menjadi kelebihan. Melihat dunia dengan cara yang berbeda
dengan orang lain.
Temple
Grandin, dinyatakan autis ketika berumur 4 tahun, awalnya ibu temple tidak menerima
kenyataan, namun berusaha bangkit. Ibu temple berusaha untuk mengajarkan
kebiasaan dan cara berbicara, dan cara berkomunikasi, serta cara bersosialisasi.
Begitu
masuk sekolah, awalnya temple dianggap aneh. Guru dan murid – murid yang
merupakan kawan sebaya Temple. Temple yang hanya menyukai pelajaran sains,
tidak menyukai pelajaran bahasa dan sastra. Sekolah menuntut para siswa untuk
mempelajari dan menguasai semua bidang pelajaran. Namun Temple seorang anak
autis yang hanya menyukai satu bidang studi. Disekolah Temple Grandin bertemu
dengan seorang guru sains yang mengerti dan mengetahui bahwa Temple mempunyai
kelebihan dan kecerdasan yang luar biasa dari teman-temannya.
Temple
Grandin sangat sensitif dengan pendengaran dan warna. Segala sesuatu yang ia lihat
akan ia imajinasikan dan berusaha untuk membuatnya menjadi nyata. Seperti apa
yang telah ia lakukan ketika berada di peternakan pamannya ketika libur musim panas. Ia memperhatikan
bagaimana suatu alat bisa membuat sapi merasa nyaman dan tenang. Lalu ia
mencoba berada ditempat itu dan merasakan kenyamanan. Ketika duduk dibangku
kuliah strata satu Temple Grandin juga dianggap aneh, namun ada seorang
temannya yang tuna netra yang selalu memberikan motivasi, sehingga berhasil
membuat alat yang membuatnya merasa nyaman. Pada akhirnya ia merasakan rasa
dipeluk dan arti pelukan. Melanjutkan studi ke pasca sarjana ia melakukan
penelitian tentang lenguhan atau suara sapi, bagaimana sapi dimandikan,
merancang tempat peternakan yang jauh lebih baik. Diawali dengan publikasi di
media massa dan akhirnya berhasil mewujudkan rancangannya pada suatu
peternakan. Begitu juga dengan
pendidikan doktoralnya, Temple grandin juga melakukan riset dibidang berusaha
memanusiawikan dan menjadikan peternakan sapi menjadi lebih baik.Dipuncak kesuksesannya Dr. Temple Gradin mengundang untuk bertemu dengan teman lamanya semasa kuliah sarjana seorang wanita tuna netra yang juga berperan memotivasi. saat itu Temple Gradin menyampaikan bahwa ingin selalu dekat dengan Tuhan melalui hasil karyanya.
Kesuksesan
seorang Dr. Temple Grandin tidak terlepas dari orang tua, guru sebagai
pendidik, sekolah sebagai tempat proses pendidikan dimulai, sahabat dan
lingkungan sekitar.
Autisme
berasal dari istilah dalam bahasa Yunani; „aut‟ = diri sendiri, isme‟ orientation/state=
orientasi/keadaan. Maka autisme dapat diart ikan sebagai
kondisi seseorang yang secara tidak wajar terpusat
pada dirinya sendiri; kondisiseseorang yang senantiasa berada di dalam dunianya
sendiri. Istilah “autisme” pertama kali diperkenalkan oleh Leo Kanner pada
tahun1943, selanjutnya ia juga memakai ist ilah “Early Infant ile Aut ism”,
atau dalambahasa Indonesianya diterjemahkan sebagai “Autisme masa kanak-kanak”
. Halini untuk membedakan dari orang dewasa yang menunjukkan gejala autisme
seperti ini.
Autisme merupakan suatu gangguan perkembangan pada anak yang sifatnya
komplek dan berat, biasanya telah terlihat sebelum berumur 3 tahun tidak mampu untuk berkomunikasi dan mengekspresikan perasaan maupun keinginannya.
Akibatnya perilaku dan hubungannya dengan orang lain menjadi terganggu,
sehingga keadaan ini akan sangat mempengaruhi perkembangan anak selanjutnya.
Autisme dapat mengenai siapa saja tidak tergantung pada etnik,
tingkat pendidikan, sosial dan ekonomi.
Autisme bukanlah masalah baru, dari berbagai bukti yang ada, diketahui kelainan
ini sudah ada sejak berabad-abad yang lampau. Hanya saja istilahnya relatif
masih baru. Diperkirakan kira-kira sampai 15 tahun yang lalu, autisme merupakan
suatu gangguan yang masih jarang ditemukan, diperkirakan hanya 2-4 penyandang
autisme. Tetapi sekarang terjadi peningkatan jumlah penyandang autisme sampai
lebih kurang 15-20 per 10.000
anak. Jika angka kelahiran pertahun di Indonesia 4,6 juta anak, maka jumlah penyandang autisme pertahun akan bertambah
dengan 0,15% yaitu 6900 anak.
Beberapa tahun yang lalu, penyebab autisme masih merupkan suatu
misteri, oleh karena itu banyak hipotesis yang berkembang mengenai penyebab
autisme. Salah satu hipotesis yang kemudian mendapat tanggapan yang luas adalah
teori “ibu yang dingin”.
Menurut teori ini dikatakan bahwa anak masuk ke dalam dunianya sendiri oleh
karena merasa ditolak oleh ibu yang dingin. Teori ini banyak yang menentang
karena banyak ibu yang bersifat hangat tetap mempunyai
anak yang menunjukkan ciri-ciri autisme. Teori
tersebut tidak memberi gambaran secara pasti, sehingga hal ini mengakibatkan penanganan yang diberikan kurang tepat bahkan tidak jarang berlawanan dan berakibat kurang menguntungan bagi
pekembangan individu autisme. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi terutama
di bidang kedokteran akhir-akhir ini telah
menginformasikan individu dengan gangguan autisme mengalami kelainan neurobiologis pada susunan saraf pusat. Kelainan ini berupa
pertumbuhan sel otak
yang tidak sempurna pada beberapa bagian otak. Gangguan
pertumbuhan sel otak ini, terjadi selama kehamilan, terutama kemahilan muda
dimana sel-sel otak sedang dibentuk.
Pemeriksaan dengan alat khusus yang disebut Magnetic Resonance
Imaging (MRI) pada otak ditemukan adanya kerusakan yang khas di dalam otak pada
daerah apa yang disebut dengan limbik sistem
(pusat emosi). Pada umumnya individu autisme tidak dapat mengendalikan
emosinya, sering agresif terhadap orang lain dan diri sendiri, atau sangat
pasif seolah- olah tidak mempunyai emosi. Selain itu muncul pula perilaku yang
berulang-ulang (stereotipik) dan hiperaktivitas. Kedua perilaku tersebut erat
kaitannya dengan adanya gangguan pada daerah limbik sistem di otak.
Terdapat beberapa dugaan yang menyebabkan terjadinya kerusakan
pada otak yang menimbulkan gangguan autisme di antaranya adanya pertumbuhan
jamur Candida yang berlebihan di dalam
usus. Akibat terlalu banyak jamur, maka sekresi enzim ke dalam usus berkurang.
Kekurangan enzim menyebabkan makanan tak dapat dicerna dengan sempurna.
Beberapa protein jika tidak dicerna secara sempurna akan menjadi “racun” bagi
tubuh. Protein biasanya suatu rantai yang terdiri dari 20 asam amino.
Bila pencernaan baik, maka rantai tersebut seluruhnya dapat
diputus dan ke-20 asam amino tersebut akan diserap oleh tubuh. Namun bila
pencernaan kurang baik, maka masih ada beberapa asam amino yang rantainya belum
terputus. Rangkaian yang terdiri dari beberapa asam amino disebut peptida. Oleh
karena adanya kebocoran usus, maka peptida tersebut diserap melalui dinding
usus, masuk ke dalam aliran darah, menembus ke dalam otak. Di dalam otak
peptida tersebut ditangkap oleh reseptor oploid, dan ia berfungsi seperti opium
atau morfin. Melimpahnya zat-zat yang bekerja seperti opium ini ke dalam otak
menyebabkan terganggunya kerja susunan saraf pusat. Yang terganggu biasanya
seperti persepsi, kognisi (kecerdasan),
emosi, dan perilaku. Dimana gejalanya mirip dengan gejala yang ada pada
individu autisme.
Tentu masih terdapat dugaan-dugaan lain yang menimbulkan keruskan
pada otak seperti adanya timbal, mercury
atau zat beracun lainnya yang termakan bersama makanan yang dikonsumsi ibu
hamil, yang selanjutnya mempengaruhi pertumbuhan otak janin yang dikandungnya.
Apapun yang melatarbelakangi penyebab gangguan pada individu autisme, yang
jelas bukan karena ibu yang frigit (ibu yang tidak memberi kehangatan kasih
sayang), seperti yang dianut dahulu, akan tetapi gangguan pada autisme terjadi
erat kaitannya dengan gangguan pada otak.
konsep pendidikan karakter dalam Al-Qur’an surat Luqman ayat 12-14, maka penulis dapat mengambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:
Berikut ini beberapa dalil tentang pendidikan :
QS: As Shafaat: 102
konsep pendidikan karakter dalam Al-Qur’an surat Luqman ayat 12-14, maka penulis dapat mengambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Terdapat empat kandungan penting tentang pendidikan karakter dalam surat Luqman ayat 12-14 sebagai berikut:
a. Penekanan terhadap pentingnya implementasi dari konsep hikmah, yaitu keselarasan atau kesesuaian antara ilmu dan amal.
b. Manusia pada dasarnya diperintahkan
untuk senantiasa bersyukur kepada Allah SWT. Syukur adalah sarana
manusia mengenal Allah, adapun efek dari syukur adalah untuk kebaikan
diri sendiri.
c. Berisi tentang pentingnya keimanan dan
larangan mempersekutukan Allah SWT karena perbuatan menyekutukan Allah
SWT disebut kezaliman yang besar disebabkan menempatkan sesuatu tidak
pada tempatnya.
d. Berisi tentang perintah berbakti dan
berbuat baik kepada kedua orang tua, terutama ibu. Dikarenakan selama
masa mengandung ibu menahan dengan sabar penderitaan yang berat.
Dilanjutkan beban yang ditanggung pada masa menyusui dan mengasuh.
2. Adapun konsep pendidikan karakter
dalam Al-Qur’an dari segi materi dalam surat Luqman ayat 12-14 adalah
karakter religius yang terdiri dari:
a. Karakter syukur
b. Karakter iman
c. Karakter bebakti kepada kedua orang tua
Semua pihak yang terdiri dari Pemerintah,
para pendidik, orang tua, dan pembaca pada dasarnya memiliki
tanggungjawab untuk menciptakan generasi yang berkarakter mulia,
beradab, dan bermoral. Sehingga diharapkan mampu berperan secara
proaktif dalam pembentukan dan internalisasi karakter mulia pada
generasi selanjutnya.
Berikut ini beberapa dalil tentang pendidikan :
QS: As Shafaat: 102
Yang artinya: “Maka ketika anak itu
sampai (pada umur) sanggup berusaha bersamanya, (Ibrahim) berkata,
“Wahai anakku! Sesungguhnya aku bermimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka
pikirkanlah bagaimana pendapatmu!” Dia (Isma‘il) menjawab, “Wahai
ayahku! Lakukanlah apa yang Diperintahkan (Allah) kepadamu; Insya Allah
engkau akan mendapatiku termasuk orang yang sabar.”
Ayat ini mengajarkan kepada kita tentang makna “metodologi”
pendidikan pada anak. Yang mana ayat ini mengisahkan dua hamba Allah
(Bapak-Anak), Ibrahim dan putranya Ismail AS terlibat dalam suatu
diskusi yang mengagumkan. Bukan substansi dari diskusi mereka yang
menjadi perhatian kita. Melainkan approach/cara pendekatan yang dilakukan oleh Ibrahim dalam meyakinkan anaknya terhadap suatu permasalahan yang sangat agung itu.
Kisah tersebut mengajarkan kepada kita bahwa metode “dialogis”
dalam mengajarkan anak sangat didukung oleh ajaran Islam. Kesimpulan
ini pula menolak anggapan sebagian orang kalau Islam mengajarkan
ummatnya otoriter (pemaksaan), khususnya dalam mendidik anak.
2. Ar-Rahman ayat 1-4 (Tentang subyek pendidikan)
Yang artinya: “(Rabb) Yang Maha Pemurah. Yang telab mengajarkan al Qur’an.Dia menciptakan manusia.Mengajarnya pandai berbicara /AI-Bayan”.
Kaitannya ayat ar-Rahman ini dengan Subjek Pendidikan adalah sebagai berikut:
- Kata ar-Rahman menunjukkan bahwa sifat-sifat pendidik adalah murah hati, penyayang dan lemah lembut, santun dan berakhlak mulia kepada anak didiknya dan siapa saja yang menunjukan profesionalisasi pada Kompetensi Personal
- Seorang guru hendaknya memiliki kompetensi paedagogis yang baik sebagaimana Allah mengajarkan al-Quran kepada Nabi-NYA.
- Al-Quran menunjukkan sebagai materi yang diberikan kepada anak didik adalah kebenaran/ilmu dari Allah (Kompetensi Profesional)
- Keberhasilan pendidik adalah ketika anak didik mampu menerima dan mengembangkan ilmu yang diberikan, sehingga anak didik menjadi generasi yang memiliki kecerdasan spiritual dan kecerdasan intelektual, sebagaimana penjelasan AI-Bayan.
3. Surah Luqman: 13
Artinya: ”Dan (Ingatlah) ketika Luqman
Berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: “Hai
anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, Sesungguhnya
mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar”.
Dari ayat tersebut dapat kita ambil pokok pikiran sebagai berikut:
- Orang tua wajib memberi pendidikan kepada anak-anaknya. Sebagaiman tugasnya, mulai dari melahirkan sampai akil baligh.
- Prioritas pertama adalah penanaman akidah dan akhlak. Pendidikan akidah dan akhlak harus diutamakan sebagai kerangka dasar/landasan dalam membentuk pribadi anak yang soleh (Kompetensi Profesional).
- Dalam mendidik hendaknya menggunakan pendekatan yang bersifat kasih sayang, sesuai makna seruan Lukman kepada anak-anaknya, yaitu “Yaa Bunayyaa” (Wahai anak-anakku), seruan tersebut menyiratkan muatan kasih sayang/sentuhan kelembutan dan kemesraan, tetapi dalam koridor ketegasan dan kedisplinan, bukan berarti mendidik dengan keras. (Kompetensi Personal).
4. Surah al-Kahf ayat 66 (Tentang Pendidik)
Yang artinya: ”Musa berkata kepada
Khidhr “Bolehkah aku mengikutimu supaya kamu mengajarkan kepadaku ilmu
yang benar di antara ilmu-ilmu yang telah diajarkan kepadamu” (QS. 18: 66)”.
Dari ayat ini dapat diambil beberapa
pokok pemikiran sebagai berikut:Kaitan ayat ini dengan aspek pendidikan
bahwa seorang pendidik hendaknya:
- Menuntun anak didiknya. Dalam hal ini menerangkan bahwa peran seorang guru adalah sebagai fasilitator, tutor, tentor, pendamping dan yang lainnya. Peran tersebut dilakukan agar anak didiknya sesuai dengan yang diharapkan oleh bangsa neraga dan agamanya.
- Memberi tahu kesulitan-kesulitan yang akan dihadapi dalam menuntut ilmu. Hal ini perlu, karena zaman akan selalu berubah seiring berjalananya waktu. Dan kalau kita tidak mengikutinya, maka akan menjadikan anak yang tertinggal.
- Mengarahkannya untuk tidak mempelajari sesuatu jika sang pendidik mengetahui bahwa potensi anak didiknya tidak sesuai dengan bidang ilmu yang akan dipelajarinya.
5. Surah asy-Syu’ara: 214
Yang artinya: “Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat”( QS. 26: 214).
Ayat ini mengajarkan kepada rasul SAW dan
umatnya agar tidak pilih kasih, atau memberi kemudahan kepada keluarga
dalam hal pemberian peringatan dan pendidikan. Seorang guru harus
memberikannya secara seimbang, tidak membedakan mana yang kaya dan mana
yang miskin (menganggap semuanya sama). Guru wajib menegur kepada anak
didik siapapun yang melanggar atau tidak sesuai dengan kaidah yang telah
diajarkannaaya.
6. Surah ‘Abasa ayat 1-3
Yang artinya: “Dia (Muhammad ) bermuka masam dan berpaling. Karena telah datang seorang buta kepadanya Tahukah kamu barangkali ia ingin membersihkan dirinya dari dosa” QS. 80: 1 – 3)
Pesan yang dapat kita ambil adalah:
- Setiap insan berhak memperoleh pendidikan, tanpa mengenal ras, suku bangsa, agama maupun kondisi pribadi/fisik dan perekonomiannya.
- Sebagai seorang pendidik harus bijak dalam menghadapi anak didiknya dan tidak membeda-bedakan hanya karena fisik yang tidak sempurna. Misal tingkatkan pula pelayanan pendidikan pada peserta didik yang difabel.
7. Surah al-Ankabut: 19-20
Yang artinya: “Dan apakah mereka tidak
memperhatikan bagaimana Allah menciptakan (manusia) dari permulaannya,
kemudian mengulanginya (kembali). Sesungguhnya yang demikian itu mudah bagi Allah. Katakanlah:
“Berjalanlah di (muka) bumi, maka perhatikanlah bagaimana Allah
menciptakan (manusia) dari permulaannya, kemudian Allah menjadikannya
sekali lagi. Sesungguhnya.Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu (QS 29: 19 – 20).
Dari ayat tersebut di atas (al-Ankabut: 19 – 20) memerintahkan kepada kita untuk:
- Melakukan perjalanan, dengannya seseorang akan menemukan banyak pelajaran berharga baik melalui ciptaan Allah yang terhampar dan beraneka ragam, maupun dari peninggalan lama yang masih tersisa puing-puingnya. Hal ini mengisyaratkakn kepada kita bahwa pengalaman merupakan kunci sebagai tolok ukur perkembangan dalam setiap perubahan yang dilakukan. Selain itu dari pengalaman yang kita lakukan maupun dari pengalaman orang lain lakukan selayaknya dijadikan sebagai ibrah untuk menuju yang lebih baik.
- Melakukan pembelajaran, penelitian, dan percobaan (eksperimen) dengan menggunakan akalnya untuk sampai kepada kesimpulan bahwa tidak ada yang kekal di dunia ini, dan bahwa di balik peristiwa dan ciptaan itu, wujud satu kekuatan dan kekuasaan Yang Maha Besar. Pemikiran ini adalah tujuan akhir dari semua yang dikerjakan oleh setiap manusia.
8. Surat al-‘Alaq ayat 1-5)
Yang artinya: Bacalah dengan
(menyebut) nama Tuhan-mu yang Menciptakan. Dia telah Menciptakan manusia
dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhan-mulah Yang Maha Mulia. Yang
Mengajar (manusia) dengan pena. Dia Mengajarkan manusia apa yang tidak
diketahuinya. (QS. 80: 1 – 5).
Ayat diatas dikaitan dengan pendidikan adalah sebagai berikut:
- Iqra` bisa berarti membaca atau mengkaji. sebagai aktivitas intelektual dalam arti yang luas, guna memperoleh berbagai pemikiran dan pemahaman. Tetapi segala pemikirannya itu tidak boleh lepas dari Aqidah Islam, karena iqra` haruslah dengan bismi rabbika
- Kata al-qalam adalah simbol transformasi ilmu pengetahuan dan teknologi, nilai dan keterampilan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Kata ini merupakan simbol abadi sejak manusia mengenal baca-tulis hingga dewasa ini. Proses transfer budaya dan peradaban tidak akan terjadi tanpa peran penting tradisi tulis–menulis yang dilambangkan dengan al-qalam.
Hubungan agama dan iptek? Secara garis
besar, berdasarkan tinjauan ideologi yang mendasari hubungan keduanya,
terdapat 3 (tiga) jenis paradigma yaitu:
- Paradagima sekuler: paradigma yang memandang agama dan iptek adalah terpisah satu sama lain. Sebab, dalam ideologi sekularisme Barat,agama telah dipisahkan dari kehidupan (fashl al-din ‘an al-hayah). Eksistensi agama tidak dinafikan hanya dibatasi perannya.
- Paradigma sosialis, yaitu paradigma dari ideologi sosialisme yang menafikan eksistensi agama sama sekali. Agama itu tidak ada, dus,tidak ada hubungan dan kaitan apa pun dengan iptek.
- Paradigma Islam, yaitu paradigma yang memandang bahwa agama adalah dasar dan pengatur kehidupan.
9. Surah At-Taubah ayat 122
Yang artinya: “Tidak sepatutnya bagi
orang-orang yang muKmin itu pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa
tidak pergi dari tiap-tiap golongan diantara mereka beberapaorang untuk
memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi
peringatan kepada kaumnya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya”. (QS. 09: 122).
Ayat ini memberi anjuran tegas (tahdid)
kepada umat Islam agar ada sebagian dari umat Islam untuk memperdalam
agama. Dikatakan juga bahwa yang dimaksud kata tafaqquh fi al-din adalah
menjadi seorang yang mendalam ilmunya dan selalu memiliki tanggung
jawab dalam pencarian ilmu Allah. Dengan demikian menurut tafsir ini
dalam sistem pendidikan Islam tidak dikenal dikhotomi pendidikan.
10. Surat An-Nahl ayat 125
Yang artinya: “Ajaklah kepada jalan
Tuhan mu dengan cara yang bijaksana dan dengan mengajarkan yang baik,
dan berdiskusilah dengan mereka secara lebih baik”. (QS. 16: 125)
Ada beberapa pelajaran yang dapat kita
petik dari ayat ini bahwa metode yang di lakukan dalam proses pendidikan
diantaranya: ceramah dan diskusi.
11. Surat Al-‘Araf ayat 35
Yang artinya: “Hai anak cucu Adam!
Jika datang kepadamu Rasul-rasul sebangsamu yang menceritakan kepadamu
ayat-ayat-KU, maka barangsiapa yang bertaqwa dan mengadakan perbaikan,
niscaya mereka tidak merasa ketakutan” (QS. 07: 35)
Metode cerita / ceramah ini digunakan oleh Rasulullah untuk menyampaikan perintah-perintah Allah.
12. Surat Ar-Rahman ayat 47-48
Yang artinya: “Nikmat yang manalagi yang akan kamu dustakan? Kedua surga itu mempunyai serba macam pohon dan buah-buahan”. (QS. 55: 147 – 48).
Dalam surat Ar-Rahman ayat 47-48 tergambarkan bahwa Tanya jawab merupakan salah satu metode yang digunakan dalam pendidikan.
13. Surah al-Baqarah: 31
Yang artinya: “Dan Dia mengajarkan
kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya
kepada para Malaikat lalu berfirman:”Sebutkanlah kepadaKu nama
benda-benda itu jika kamu memang orang-orang yang benar”. (QS.02: 31)
Proses pendidikan terhadap manusia
terjadi pertama kali ketika Allah SWT selesai menciptakan Adam as, lalu
Allah SWT mengumpulkan tiga golongan mahluk yang diciptakan-Nya untuk
diadakan Proses Belajar Mengajar (PBM). Tiga golongan mahluk ciptaan
Allah dimaksud yaitu Jin, Malaikat, dan Manusia (Adam Alaihissalam)
sebagai “mahasiswa” nya, sedangkan Allah SWT bertindak sebagai “Maha
Guru” nya. Setelah selesai PBM maka Allah SWT mengadakan evaluasi kepada
seluruh mahasiswa ( jin, malaikat, dan manusia) dengan cara bertanya
dan menyuruh menjelaskan seluruh materi pelajaran yang diberikan, dan
ternyata Adam lah (dari golongan manusia) yang berhasil menjadi juara
dalam ujian tersebut.
Semoga bermanfaat. Mohon maaf atas kekhilafan.
Kak, aku sedang mencari film asli temple grandin, boleh tahu kakak nonton film temple grandin di mana ? Terima kasih sebelumnya ka
BalasHapus